rasa sayang dan kasinh aku titipkan buat Mummy a.k.a Atikah;
kawan susah-senang, kawan pelega hati sewaktu duka, dan mengirim doa sewaktu rasa tersiksa. Sungguh, kecelaruan yang muncul hampir-hampir membuatkan akal kurang pertimbangan dan kelahi yang muncul pula bisa sahaja melenyapkan tali persahabatan ini. Namun, berkat doa yang sama yang tamparan hebat kedangkalan akal sejenak manusia, tersedarlah aku yang...persahabatan ini indah. ''Tak perlu ku cari yang lain.''
------------------------------------------------------------------------------------------------------+
Dua semesta yang berlalu, baru meninggalkan aku, kamu dan kalian warga UiTM Kuantan;
Satu permulaan pertama seawal bangkit mengenal alam kampus tahun 2011,
Kamu, Atikah sekadar teman ''Pencinta Teh-O'' aku. Saban malam kita berteleku di atas kerusi empuk berwarna biru indah menikmati ''Cinta manis sayang kita itu. Tagline kami mesra dan ringkas bunyinya, kalian tanyakan kenapa? Kenapa teh-o? Kami jawab, ''Sehari tanpa teh-o, setahun tanpa cinta'' :)
Sungguh akusyukur ditempatkan dalam kalangan warga A406 yang sememangnya suasana tak jauh beza di asrama lama. Aku ingat lagi, bila tiba waktu makan, kita berjemaah bersama, bila tiba waktu solat usai dan seterusnya kita tetap keluarga. Alunan mesra daripada segenap penghuni menghambat jiwa untuk terus kekal setia bersama sehingga semester kedua.
----------------------------------------------------------------------------------------------------+
''Perancangan itu manusia itu memang sekadar angan-angan. Takdir-Nya tertulis di sana''
Dan semester dua yang baru berlalu, kita tak ditakdirkan serumah bersama, namun ukhwah cuba diintaikan, dijengahkan. Atikah dan aku sekelas pula bersama :') Mummy, saat memento pahit itu mengganggu, sungguh itu antara perkara yang tidak menyenangkan buat aku. ''Mengapa orang ketiga?'' Asak dan mengasak bertanya. Terhenti dan kita hulurkan kemaafan dan akui kesalahan. Terima-kasih kawan (: Aku takut kita kehilangan tanda persahabatan.
Dan sebelum aku pulang,
Kau kirimkan kad ucapan; yang daku sangkakan sampulnya milikku,
Tertanya aku pada kamu, ''Mengapa dibawa ke hilir surat ini? Simpan dan baca di rumah.''
Aha. Lantas kau membalas dengan muka tersipu-sipu *aku yang patut tersipu-sipu sebenarnya*
''Ini bukan kau berikan dulu *kad serupa sampulnya*. Ini untuk engkau''
Oh! sama sampulnya! *tersipu-sipu malu